Afinitas elektron pertama
Energi ionisasi selalu ditekankan pada pembentukan
ion positif. Afinitas elektron ditekankan pada ion negatif, dan
keduanya banyak dipakai untuk unsur-unsur pada golongan 6 dan 7 pada
tabel periodik.
Mendefinisikan
afinitas elektron pertama
Afinitas
elektron pertama adalah energi yang dilepaskan ketika 1 mol atom gas
mendapatkan satu elektron untuk membentuk 1 mol ion gas 1-.
Lebih mudah dipahami dalam bentuk simbol.
Pada
penggambaran di atas, afinitas elektron pertama diartikan sebagai
energi yang dilepaskan (per mol X) pada saat perubahan ini terjadi.
Afinitas elektron pertama memiliki harga negatif.
Sebagai contoh, afinitas elektron pertama klor adalah -349 kJ mol-1.
Berdasarkan perjanjian, tanda negatif menunjukkan pelepasan energi.
Afinitas elektron pertama dari unsur-unsur
golongan 7
F | -328 kJ mol-1 | |
Cl | -349 kJ mol-1 | |
Br | -324 kJ mol-1 | |
I | -295 kJ mol-1 |
Apakah ada polanya?
Ya − jika anda bergerak dari atas ke bawah dalam
satu golongan, afinitas elektron pertama makin berkurang (artinya
energi yang dilepaskan makin berkurang ketika ion negatif terbentuk).
Fluor tidak mengikuti aturan itu, dan akan dijelaskan secara terpisah.
Afinitas elektron dihitung dari tarikan antara
elektron yang datang dengan inti − tarikan yang lebih kuat, energi yang
dilepaskan makin besar.
Faktor yang
mempengaruhi tarikan ini sama dengan faktor yang berpengaruh pada energi
ionisasi − muatan inti, jarak dan penyaringan (screening).
Bertambahnya muatan inti dari atas ke bawah dalam
satu golongan terkurangi oleh tambahan penyaringan elektron.
Masing-masing elektron terluar mengalami tarikan 7+ dari pusat atom,
untuk semua atom golongan 7.
Sebagai
contoh, atom fluor memiliki struktur elektron 1s22s22px22py22pz1.
Terdapat 9 proton dalam inti.
Elektron
yang datang masuk ke tingkat-2, dan mengalami penyaringan dari inti oleh
2 elektron 1s2 electrons. Oleh karena itu tarikan bersih
dari inti adalah 7+ (9 proton dikurangi 2 oleh penyaringan elektron).
Berbeda dengan klor yang memiliki struktur
elektron 1s22s22p63s23px23py23pz1.
Klor memiliki 17 proton pada inti.
Tetapi
sekali lagi elektron yang masuk merasakan tarikan bersih dari inti 7+
(17 proton dikurangi 10 oleh penyaringan elektron pada tingkat pertama
dan kedua).
Faktor yang menentuka n
adalah bertambahnya jarak antara elektron yang datang dengan inti dari
atas ke bawah dalam satu golongan. Makin besar jarak, tarikan berkurang
dan energi yang dilepaskan sebagai afinitas elektron juga berkurang.
Mengapa fluor tidak mengikuti kecenderungan
yang ada?
Elektron yang datang,
pada fluor akan lebih dekat dengan inti dibandingkan unsur lain,
sehingga anda akan mendapatkan nilai afinitas elektron yang tinggi.
Namun demikian, karena fluor merupakan atom kecil,
anda memasukkan elektron baru pada tempat yang sudah penuh sesak oleh
elektron dan ada banyak tolakan. Tolakan ini mengurangi tarikan yang
dirasakan elektron yang datang dan mengurangi afinitas elektron.
Perubahan yang sama dari kecenderungan yang
diharapkan terjadi antara oksigen dan sulfur pada golongan 6. Afinitas
elektron pertama oksigen (-142 kJ mol-1) lebih kecil dari
sulfur (-200 kJ mol-1) untuk alasan yang sama bahwa fluor
lebih kecil dari klor.
Membandingkan
afinitas elektron golongan 6 dan 7
Seperti
yang anda perhatikan, afinitas elektron pertama oksigen (-142 kJ mol-1)
lebih rendah dari fluor (-328 kJ mol-1). Sama dengan sulfur
(-200 kJ mol-1) yang lebih rendah dari klor (-349 kJ mol-1).
Mengapa?
Sederhana saja, unsur
golongan 6 memiliki 1 proton pada inti yang lebih sedikit daripada
tetangganya, golongan 7. Banyaknya penyaringan pada keduanya sama.
Itu artinya bahwa tarikan bersih dari inti pada
golongan 6 lebih sedikit daripada golongan 7, sehingga afinitas
elektron lebih rendah.
Afinitas
elektron pertama dan reaktivitas
Reaktivitas
unsur golongan 7 turun dari atas ke bawah dalam satu golongan − fluor
merupakan unsur yang paling reaktif dan iod paling tak reaktif.
Seringkali pada reaksinya unsur-unsur ini
membentuk ion negatif. Pada GCSE kadang-kadang ditunjukkan penurunan
reaktivitas karena tarikan terhadap elektron yang datang berkurang
kekuatannya dari atas ke bawah dalam satu golongan, sehingga
pembentukan ion negatif kurang disukai. Penjelasan itu masih dapat
diterima kecuali untuk fluor!
Reaksi
keseluruhan terdiri dari banyak tahapan yang berbeda yang semuanya
melibatkan perubahan energi, dan untuk menjelaskan kecenderungan yang
ada tidak cukup hanya dengan mengamati salah satu tahap saja. Fluor
lebih reaktif daripada klor (walaupun afinitas elektronnya lebih
rendah) karena energi yang dilepaskan pada salah satu langkah reaksinya
mengurangi energi yang dilepaskan sebagai afinitas elektron.
Afinitas elektron kedua
Anda hanya akan ditunjukkan pada unsur golongan 6,
oksigen dan sulfur yang keduanya membentuk ion 2-.
Mendefinisikan afinitas elektron kedua
Afinitas elektron kedua adalah energi yang
diperlukan untuk menambah satu elektron pada masing-masing ion dari 1
mol ion gas 1- untuk menghasilkan 1 mol ion gas 2-.
Lebih mudah dipahami dalam bentuk simbol.
Pada
penggambaran di atas, afinitas elektron kedua diartikan sebagai energi
yang dibutuhkan untuk membawa perubahan per mol X-.
Mengapa untuk melakukannya diperlukan
energi?
Anda mendorong elektron
ke dalam ion negatif. Hal ini tidak terjadi dengan serta-merta!
EA ke-1 = -142 kJ mol-1 | |||
EA ke-2 = +844 kJ mol-1 |
Tanda positif menunjukkan
bahwa anda memerlukan energi untuk terjadinya perubahan ini. Afinitas
elektron kedua oksigen tinggi, karena elektron dipaksa masuk ke dalam
ion yang kecil, elektronnya sangat rapat.
Apakah yang dimaksud dengan spektrum
emisi?
Mengamati spektrum emisi
hidrogen
Tabung sinar hidrogen
adalah suatu tabung tipis yang berisi gas hidrogen pada tekanan rendah
dengan elektroda pada tiap-tiap ujungnya. Jika anda melewatkan tegangan
tinggi (katakanlah, 5000 volt), tabung akan menghasilkan sinar
berwarna merah muda yang terang.
Jika
sinar tersebut dilewatkan pada prisma atau kisi difraksi, sinar akan
terpecah menjadi beberapa warna. Warna yang dapat anda lihat merupakan
sebagian kecil dari spektrum emisi hidrogen. Sebagian besar spektrum
tak terlihat oleh mata karena berada pada daerah infra-merah atau
ultra-violet.
Pada foto berikut, sebelah
kiri menunjukkan bagian dari tabung sinar katoda, dan sebelah kanan
menunjukkan tiga garis yang paling mudah dilihat pada daerah tampak
(visible) dari spektrum. (mengabaikan "pengotor" − biasanya berada di
sebelah kiri garis merah, yang disebabkan oleh cacat pada saat foto
diambil. Lihat catatan di bawah)
Memperlebar
spektrum emisi hidrogen hingga UV dan IR
Ada lebih banyak lagi spektrum hidrogen selain tiga garis yang
dapat anda lihat dengan mata telanjang. Hal ini memungkinan untuk
mendeteksi pola garis-garis pada daerah ultra-violet dan infra-merah
spektrum dengan baik.
Hal ini
memunculkan sejumlah "deret" garis yang dinamakan dengan nama
penemunya. Gambar di bawah menunjukkan tiga dari deret garis tersebut,
deret lainnya berada di daerah infra-merah, jika digambarkan terletak
di sebelah kiri deret Paschen.
Gambar
tersebut cukup rumit, sehingga kita akan membahasnya sedikit saja.
Pertama lihat deret Lyman pada sebelah kanan gambar − deret ini paling
lebar dan paling mudah diamati.
Deret Lyman
merupakan deret garis pada daerah ultra-violet. Perhatikan bahwa garis
makin merapat satu sama lain dengan naiknya frekuensi. Akhirnya,
garis-garis makin rapat dan tidak mungkin diamati satu per satu,
terlihat seperti spektrum kontinu. Hal itu tampak sedikit gelap pada
ujung kanan tiap spektrum.
Kemudian pada
titik tertentu, disebut sebagai deret limit (limit series),
deret terhenti.
Jika anda melihat deret
Balmer atau Paschen, anda akan melihat polanya sama, tetapi deretnya
menjadi makin dekat. Pada deret Balmer, perhatikan posisi tiga garis
yang tampak pada foto di bagian atas.
Sesuatu
yang mempersulit − frekuensi dan panjang gelombang
Anda akan sering mendapatkan spektrum hidrogen
dinyatakan dengan panjang gelombang sinar bukan frekuensi. Sayangnya,
karena hubungan matematika antara frekuensi sinar dan panjang
gelombangnya, anda mendapatkan dua gambaran spektrum yang sangat
berbeda jika mengalurkannya terhadap frekuensi atau panjang gelombang.
Hubungan antara frekuensi dan panjang
gelombang
Hubungan matematisnya:
Pengaturan
ulang persamaan tersebut akan menghasilkan persamaan baik untuk panjang
gelombang maupun frekuensi.
Apakah ini
berarti ada hubungan kebalikan antara keduanya − frekuensi yang tinggi
berarti panjang gelombangnya rendah dan sebaliknya.< /p>
Menggambarkan spektrum hidrogen berdasarkan
panjang gelombang
Seperti inilah
spektrum yang terlihat jika anda mengalurkannya berdasarkan panjang
gelombang bukan frekuensi:
dan, hanya
untuk mengingatkan anda bahwa spektrum berdasarkan frekuensi akan tampak
seperti ini:
Apakah ini
membingungkan? baik, menurut saya ini sangat membingungkan! Jadi apa
yang anda lakukan dengan hal ini?
Untuk
halaman berikutnya saya hanya akan memperlihatkan spektrum yang
dialurkan terhadap frekuensi, karena lebih mudah untuk menghubungkannya
dengan apa yang terjadi dalam atom. Hati-hati, spektrum akan terlihat
berbeda tergantung pada bagaimana spektrum tersebut dialurkan, tetapi,
selain itu, abaikan versi panjang gelombang, kecuali pengujimu
menghendakinya. Jika anda mencoba untuk mengetahui kedua versi, anda
hanya akan mendapatkan sesuatu yang membingungkan!
Menjelaskan spektrum emisi hidrogen
Persamaan Balmer dan Rydberg
Dengan sedikit pengetahuan matematika yang
mengagumkan, pada 1885 Balmer memberikan rumus sederhana untuk
memperkirakan panjang gelombang dari beberapa garis yang sekarang kita
kenal dengan deret Balmer. Tiga tahun berikutnya, Rydberg membuat rumus
yang lebih umum sehingga dapat diterapkan untuk memperkirakan panjang
gelombang beberapa garis pada spektrum emisi hidrogen.
Rydberg memberikan rumus:
RH
merupakan konstanta yang disebut dengan konstanta Rydberg.
n1 dan n2 merupakan bilangan
bulat (seluruh angka). n2 lebih besar daripada n1.
Dengan kata lain, jika n1, katakanlah 2, maka n2
dapat berupa seluruh angka antara 3 dan tak hingga.
Berbagai kombinasi angka dapat anda masukkan ke
dalam rumus, sehingga anda dapat menghitung panjang gelombang dari
suatu garis pada spektrum emisi hidrogen − dan terdapat kesamaan antara
panjang gelombang yang anda dapatkan dengan menggunakan rumus ini
dengan yang diperoleh dari hasil analisis spektrum aslinya.
Anda dapat juga menggunakan versi yang
dimodifikasi dari persamaan Rydberg untuk menghitung frekuensi
masing-masing garis. Persamaan yang dimodifikasi dapat anda peroleh dari
persamaan sebelumnya dan rumus panjang gelombang dan frekuensi pada
bagian sebelumnya.
Asal usul
spektrum emisi hidrogen
Garis-garis
pada spektrum emisi hidrogen membentuk pola yang umum dan dapat
ditunjukkan dengan persamaan yang (relatif) sederhana. Masing-masing
garis dapat dihitung dari kombinasi angka-angka sederhana.
Mengapa hidrogen mengemisikan sinar ketika
tereksitasi dengan adanya tegangan tinggi dan apa arti dari semua
angka-angka itu?
Ketika tak ada yang
mengeksitasi, elektron hidrogen berada pada tingkat energi pertama −
tingkat yang paling dekat dengan inti. Tetapi jika anda memberikan
energi pada atom, elektron akan tereksitasi ke tingkat energi yang
lebih tinggi − atau bahkan dilepaskan dari atom.
Tegangan tinggi pada tabung sinar hidrogen menyediakan energi
tersebut. Molekul hidrogen awalnya pecah menjadi atom-atom hidrogen
(oleh karena itu disebut spektrum emisi atom hidrogen) dan elektron
kemudian berpromosi ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Misalkan suatu elektron tereksitesi ke tingkat
energi ketiga. Elektron akan cenderung melepaskan energi lagi dengan
kembali ke tingkat yang lebih rendah. Hal ini dapat dilakukan dengan
dua cara yang berbeda.
Elektron dapat
turun, kembali lagi ke tingkat pertama, atau turun ke tingkat kedua −
dan kemudian, pada lompatan kedua, turun ke tingkat pertama.
Mengikat
suatu elektron untuk melompat ke garis tertentu pada spektrum
Jika suatu elektron turun dari tingkat-3 ke
tingkat-2, akan melepaskan energi yang sama dengan beda energi antara
dua tingkat tersebut. Energi yang diperoleh dari lepasnya elektron ini
muncul sebagai sinar (dimana "sinar" tersebut termasuk dalam daerah UV
dan IR juga tampak (visible)).
Masing-masing
frekuensi sinar dihubungkan dengan energi melalui persamaan:
Dengan
frekuensi yang lebih tinggi, energi sinar akan lebih tinggi.
Jika suatu elektron turun dari tingkat-3 ke
tingkat-2, tampak sinar merah. Inilah asal-usul garis merah pada
spektrum hidrogen. Dengan menghitung frekuensi sinar merah, anda dapat
menghitung energinya. Energi itu harus sama dengan beda energi antara
tingkat-3 dan tingkat-2 pada atom hidrogen.
Persamaan terakhir dapat ditulis ulang sebagai beda energi antara
dua tingkat elektron.
Turunnya
elektron yang menghasilkan energi terbesar akan memberikan garis
frekuensi tertinggi. Turunnya elektron dengan energi terbesar adalah
dari tingkat tak hingga ke tingkat-1 (tentang tingkat tak hingga akan
dijelaskan nanti)
Beberapa gambar berikut
terdiri dari dua bagian − dengan tingkat energi pada bagian atas dan
spektrum pada bagian bawah.
Jika elektron
turun dari tingkat 6, penurunannya lebih sedikit, sehingga
frekuensinya akan lebih kecil. (dikarenakan skala pada gambar, tidak
mungkin menggambarkan semua lompatan yang melibatkan semua tingkat
antara 7 dan tak hingga!)
…dan jika
anda mengamati lompatan ke tingkat-1 yang lain anda akan mendapatkan
seluruh deret Lyman. Jarak antar garis pada spektrum menggambarkan
jarak perubahan tingkat energi.
Jika anda
melakukan hal yang sama untuk lompatan menurun ke tingkat 2, anda
mendapatkan garis dari deret Balmer. Perbedaan energinya lebih kecil
dari deret Lyman, sehingga frekuensi yang dihasilkan juga lebih rendah.
Deret Paschen
diperoleh dari lompatan menurun ke tingkat-3, tetapi gambarnya
akan sangat kacau jika saya memasukkan semuanya – karena itu tidak
disebutkan deret lain untuk lompatan menurun ke tingkat-4,
tingkat-5, dan seterusnya.
Arti
angka −angka pada persamaan Rydberg
n1 dan n2 pada persamaan Rydberg merupakan
tingkat energi sederhana pada setiap lompatan yang menghasilkan garis
yang khas pada spektrum.
Sebagai contoh,
pada deret Lyman, n1 selalu 1. Elektron yang turun ke tingkat
1 menghasilkan garis pada deret Lyman. Untuk deret Balmer, n1
selalu 2, karena elektron turun ke tingkat-2.
n2 merupakan tingkat asal lompatan. Kita telah
menyebutkan bahwa garis merah merupakan hasil dari turunnya elektron
dari tingkat-3 ke tingkat-2. Pada contoh ini, n2 sama dengan
3.
Arti tingkat tak hingga
Tingkat tak hingga menunjukkan energi tertinggi
yang mungkin dari suatu elektron atom hidrogen. Jadi, apa yang terjadi
jika elektron melampaui energi itu?
Elektron
bukan lagi bagian dari atom. Tingkat tak hingga menunjukkan titik
dimana ionisasi atom terjadi untuk membentuk ion bermuatan positif.
Menggunakan spektrum untuk menentukan energi
ionisasi
Ketika tak ada energi
tambahan yang diberikan, elektron hidrogen berada pada tingkat-1.
Dikenal sebagai keadaan dasar (ground state). Jika anda memberikan
energi yang cukup untuk memindahkan elektron hingga ke tingkat tak
hingga, anda telah mengionkan hidrogen.
Energi
ionisasi tiap elektron dihitung dari jarak antara tingkat-1 dan
tingkat tak hingga. Jika anda melihat kembali beberapa gambar
terakhir, anda akan mendapatkan bahwa energi lompatannya menghasilkan
limit deret dari deret Lyman.
Jika anda
dapat menentukan frekuensi dari limit deret Lyman, anda dapat
menggunakannya untuk menghitung energi yang dibutuhkan untuk memindahkan
elektron suatu atom dari tingkat-1 ke titik ionisasi. Dari hal
tersebut, anda dapat menghitung energi ionisasi per mol atom.
Masalahnya adalah frekuensi limit deret agak sulit
ditentukan secara akurat dari spektrum karena pada daerah limit
garis-garisnya rapat sehingga spektrum terlihat seperti kontinu.
Menentukan frekuensi limit deret secara grafik
Berikut ini merupakan daftar frekuensi dari tujuh
garis yang jarak garisnya paling lebar pada deret Lyman, jika anda
bergerak dari satu garis ke garis berikutnya akan terjadi kenaikan
frekuensi.
Dengan makin
dekatnya garis, jelas peningkatan frekuensi berkurang. Pada limit deret,
beda antar garis akan mendeketi nol.
Itu
artinya jika anda mengalurkan kenaikan frekuensi terhadap frekuensi
aktual, anda dapat mengekstrapolasikan (kontinu) kurva pada titik dimana
kenaikannya menjadi nol. Itu akan menjadi frekuensi limit deret.
Faktanya anda dapat mengalurkan grafik dari data
pada tabel di atas. Perbedaan frekuensi berhubungan dengan dua
frekuensi. Sebagai contoh, angka 0,457 diperoleh dengan mengurangkan
2,467 dari 2,924. Sehingga yang manakah dari dua nilai ini yang anda
alurkan terhadap 0,457?
Hal ini tak
masalah, selama anda selalu konsisten − dengan kata lain, anda selalu
mengalurkan perbedaan frekuensi terhadap salah satu dari angka yang
lebih tinggi atau yang lebih rendah. Pada titik yang akan anda amati
(dimana perbedaannya nol), nilai kedua frekuensi sama.
Sebagaimana yang anda lihat pada grafik di bawah.
Dengan mengalurkan kedua kurva yang mungkin pada grafik yang sama,
kurva akan lebih mudah diekstrapolasikan. Kurva lebih sulit untuk
diektrapolasikan dibandingkan dengan garis lurus.
Kedua garis
menunjukkan limit deret sekitar 3.28 x 1015 Hz.
Jadi sekarang kita akan menghitung energi yang
diperlukan untuk melepaskan elektron tunggal dari atom hidrogen.
Ingat persamaan pada halaman di atas:
Kita dapat
menentukan perbedaan energi antara keadaan dasar dan titik dimana
elektron meninggalkan atom melalui substitusi nilai frekuensi yang kita
dapatkan dan mencari nilai konstanta Planck dari buku.
Hasil ini
memberikan pada anda energi ionisasi untuk atom tunggal. Untuk
menentukan energi ionisasi yang normal, kita perlu mengalikannya dengan
banyaknya atom pada satu mol atom hidrogen (konstanta Avogadro) dan
kemudian membaginya dengan 1000 untuk mengubahnya menjadi kilojoule.
Mendefinisikan energi ionisasi
pertama
Definisi
Energi ionisasi pertama merupakan energi yang
diperlukan untuk melepaskan elektron terluar (paling mudah lepas) dari
satu mol atom dalam wujud gas untuk menghasilkan satu mol ion gas
dengan muatan 1+.
Hal ini lebih mudah
dipahami dalam bentuk simbol.
Pada
penggambaran di atas, energi ionisasi pertama diartikan sebagai energi
yang dibutuhkan untuk menghasilkan perubahan per mol X.
Yang perlu diperhatikan pada persamaan di atas
Simbol wujud zat – (g) – penting. Pada saat anda
membahas energi ionisasi, unsurnya harus dalam wujud gas.
Energi ionisasi dinyatakan dalam kJ mol-1
(kilojoules per mole). Nilainya bervariasi dari 381 (yang sangat
rendah) hingga 2370 (yang sangat tinggi).
Semua
unsur memiliki energi ionisasi pertama – bahkan atom yang tidak
membentuk ion positif pada tabung reaksi. Helium (E.I pertama = 2370 kJ
mol-1) secara normal tidak membentuk ion positif karena
besarnya energi yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron.
Pola energi ionisasi pertama pada tabel
periodik
20 unsur pertama
Energi
ionisasi pertama menunjukkanperiodicity. Itu artinya
bahwa energi ionisasi bervarisi dalam suatu pengulangan jika anda
bergerak sepanjang tabel periodik. Sebagai contoh, lihatlah pola dari
Li ke Ne, dan kemudian bandingkan dengan pola yang sama dari Na ke Ar.
Variasi pada energi ionisasi pertama ini dapat
dijelaskan melalui struktur dari atom yang terlibat.
Faktor yang mempengaruhi energi ionisasi
Energi ionisasi merupakan ukuran energi yang
diperlukan untuk menarik elektron tertentu dari tarikan inti. Energi
ionisasi yang tinggi menunjukkan tarikan antara elektron dan inti yang
kuat.
Besarnya tarikan dipengaruhi oleh:
Muatan inti
Makin banyak proton dalam inti, makin positif muatan inti, dan
makin kuat tarikannya terhadap elektron.
Jarak
elektron dari inti
Jarak dapat
mengurangi tarikan inti dengan cepat. Elektron yang dekat dengan inti
akan ditarik lebih kuat daripada yang lebih jauh.
Jumlah elektron yang berada diantara elektron
terluar dan inti
Perhatikan
atom natrium, dengan struktur elektron 2, 8, 1 (tak ada alasan mengapa
anda tak dapat menggunakan notasi ini jika ini sangat membantu!)
ika elektron terluar mengarah ke inti, tidak akan
terlihat oleh inti dengan jelas. Antara elektron terluar dan inti ada
dua lapis elektron pada tingkat pertama dan kedua. Pengaruh 11 proton
pada inti natrium berkurang oleh adanya 10 elektron yang lebih dalam.
Oleh karena itu elektron terluar hanya merasakan tarikan bersih
kira-kira 1+ dari pusat. Pengurangan tarikan inti terhadap elektron
yang lebih dalam disebut dengan penyaringan (screening)
atau perlindunga (shielding).
Apakah elektron berdiri sendiri dalam suatu orbital atau
berpasangan dengan elektron lain
Dua
elektron pada orbital yang sama mengalami sedikit tolakan satu sama
lain. Hal ini mengurangi tarikan inti, sehingga el ektron yang
berpasangan dapat dilepaskan dengan lebih mudah dari yang anda
perkirakan.
Menjelaskan pola pada
sebagian unsur-unsur pertama
Hidrogen
memiliki struktur elektron 1s1. Merupakan atom yang sangat
kecil, dan elektron tunggalnya dekat dengan inti sehingga dapat
tertarik dengan kuat. Tidak ada elektron yang menyaring tarikan dari
inti sehingga energi ionisasinya tinggi (1310 kJ mol-1).
Helium memiliki struktur 1s2.
Elektron dilepaskan dari orbital yang sama seperti pada contoh
hidrogen. Elektronnya dekat dengan inti dan tidak tersaring. Energi
ionisasinya (2370 kJ mol-1) lebih besar dari hidrogen, karena
elektronnya ditarik oleh dua proton pada inti, bukan satu seperti pada
hidrogen.
Litium memiliki
struktur 1s22s1. Elektron terluarnya berada pada
tingkat energi kedua, lebih jauh dari inti. Anda mungkin berpendapat
akan lebih dekat dengan adanya tambahan proton pada inti, tetapi
elektron tidak mengalami tarikan yang penuh dari inti – tersaring oleh
elektron 1s2.
Anda dapat
membayangkan elektron seperti merasakan tarikan bersih +1 dari pusat (3
proton dikurangi oleh dua elektron 1s2 electrons).
Jika anda membandingkan litium dengan hidrogen
(bukan dengan helium), elektron hidrogen juga mengalami tarikan 1+ dari
inti, tetapi pada litium jaraknya lebih jauh. Energi ionisasi pertama
litium turun menjadi 519 kJ mol-1 sedangkan hidrogen 1310 kJ
mol-1.
Pola pada periode 2
dan 3
Membahas 17 atom pada saat
bersamaan akan memakan waktu. Kita dapat melakukannya dengan lebih
terarah dengan menjelaskan kecenderungan utama pada dua periode ini,
dan kemudian menjelaskan pengecualian yang ada.
Secara umum pola pada kedua periode sama – perbedaannya energi
ionisasi periode ketiga lebih rendah daripada periode kedua.
Menjelaskan
kecenderungan umum pada periode 2 dan 3
Kecenderungan yang umum adalah energi ionisasi meningkat dalam
satu periode dari kiri ke kanan.
Pada
semua unsur periode 2, elektron terluar berada pada orbital tingkat 2 –
2s atau 2p. Semuanya memiliki jarak yang sama dari inti, dan tersaring
oleh elektron 1s2.
Perbedaan
pentingnya adalah terjadi kenaikan jumlah proton pada inti dari litium
sampai neon. Hal itu menyebabkan makin kuatnya tarikan inti terhadap
elektron sehingga menaikkan energi ionisasi. Pada kenyataannya kenaikan
muatan inti menyebabkan elektron terluar lebih dekat ke inti. Kenaikan
energi ionisasi itu berada dalam satu periode.
Pada periode 3, kecenderungannya sama. Semua elektron yang
dilepaskan berada pada tingkat ketiga dan tersaring oleh elektron 1s22s22p6.
Semuanya memiliki lingkungan yang sama, tetapi muatan intinya makin
meningkat.
Mengapa terjadi
penurunan antara golongan 2 dan 3 (Be-B dan Mg-Al)?
Penjelasannya didasarkan pada struktur boron dan
aluminium. Elektron terluar kedua atom ini lebih mudah dilepaskan
dibandingkan dengan kecenderungan umum pada atom-atom periode 2 dan 3
lainnya.
Be | 1s22s2 | E. I. pertama = 900 kJ mol-1 | ||
B | 1s22s22px1 | E. I. pertama = 799 kJ mol-1 |
Anda mungkin mengharapkan
energi ionisasi boron lebih besar dari berilium karena adanya tambahan
proton. Pada kenyataannya elektron terluar boron berada pada orbital 2p
bukan pada 2s. Orbital 2p memiliki energi yang sedikit lebih tinggi
daripada orbital 2s, dan elektronnya, rata-rata, berada lebih jauh dari
inti. Hal ini memberikan dua pengaruh.
- Bertambahnya jarak menghasilkan berkurangnya tarikan inti sehingga mengurangi energi ionisasi
- Orbital 2p tidak hanya disaring oleh elektron 1s2 tetapi, sedikit, juga oleh elektron 2s2. Hal itu juga mengurangi tarikan dari inti sehingga energi ionisasinya lebih rendah.
Penjelasan terhadap turunnya energi
ionisasi antara magnesium dan aluminium sama, hanya saja terjadi pada
tingkat ke-3 bukan tingkat ke-2.
Mg | 1s22s22p63s2 | E. I. pertama = 736 kJ mol-1 | ||
Al | 1s22s22p63s23px1 | E. I. pertama = 577 kJ mol-1 |
Elektron 3p pada aluminium
sedikit lebih jauh dari inti dibandingkan 3s, dan sebagian tersaring
oleh elektron 3s2 sebagai elektron yang lebih dalam. Kedua
faktor ini mengurangi pengaruh bertambahnya proton.
Mengapa terjadi penurunan diantara golongan 5
dan 6 (N-O dan P-S)?
Sekali
lagi, anda mungkin mengharapkan energi ionisasi unsur golongan 6 akan
lebih tinggi daripada golongan 5 karena adanya tambahan proton. Apa yang
terjadi?
N | 1s22s22px12py12pz1 | E. I. pertama = 1400 kJ mol-1 | ||
O | 1s22s22px22py12pz1 | E. I. Pertama = 1310 kJ mol-1 |
Penyaringannya sama (oleh 1s2
dan, sedikit, oleh elektron 2s2), dan elektron dilepaskan
dari orbital yang sama.
Perbedaannya
adalah pada oksigen elektron dilepaskan dari salah satu pasangan 2px2.
Adanya tolakan antara dua elektron pada orbital yang sama menyebabkan
elektron tersebut lebih mudah dilepaskan dibandingkan yang lain.
Penurunan energi ionisasi pada sulfur dijelaskan
dengan cara yang sama.
Kecenderungan
turunnya energi ionisasi dalam satu golongan
Jika anda bergerak ke bawah dalam satu golongan pada tabel
period ik, energi ionisasi secara umum akan menurun. Anda telah melihat
bukti untuk hal ini bahwa energi ionisasi pada periode 3 lebih rendah
dari periode 2.
Sebagai contoh pada
golongan 1:
Mengapa energi
ionisasi natrium lebih rendah dari litium?
Pada atom natrium terdapat 11 proton, tetapi pada atom litium
hanya 3. Jadi muatan inti natrium lebih besar. Anda mungkin
memperkirakan energi ionisasi natrium lebih besar, tetapi kenaikan
muatan inti tidak dapat mengimbangi jarak elektron dari inti yang makin
jauh dan lebih tersaring.
Li | 1s22s1 | E. I. pertama = 519 kJ mol-1 | ||
Na | 1s22s22p63s1 | E. I. pertama = 494 kJ mol-1 |
Elektron terluar litium berada
pada tingkat kedua, dan hanya memiliki elektron 1s2 yang
menyaringnya. Elektron 2s1 mengalami tarikan dari 3 proton
dan disaring oleh 2 elektron – tarikan bersih dari pusat adalah +1.
Elektron terluar natrium berada pada tingkat 3,
dan terhalangi dari 11 proton pada inti oleh 10 elektron yang berada
lebih dalam. Elektron 3s1 juga mengalami tarikan bersih 1+
dari pusat atom. Faktor yang tersisa hanyalah jarak tambahan antara
elektron terluar dan inti pada natrium. Sehingga energi ionisasi
natrium lebih rendah.
Penjelasan yang
sama berlaku jika anda bergerak ke bawah pada unsur lain pada golongan
tersebut, atau, pada golongan yang lain.
Kecenderungan
energi ionisasi pada golongan transisi
Selain seng
pada bagian akhir, energi ionisasi semua unsur relatif sama.
Semua unsur memiliki struktur elektron [Ar]3dn4s2
(or 4s1 pada kromium dan tembaga). Elektron yang terlepas
selalu dari orbital 4s.
Jika anda
bergerak dari kiri ke kanan, dari satu atom ke atom lainnya dalam
deretan golongan transisi, jumlah proton pada inti meningkat, elektron
pada 3d juga bertambah. Elektron 3d mengalami beberapa pengaruh
penyaringan, proton tambahan dan elektron 3d tambahan dapat menambah
atau mengurangi pengaruh tarikan dari pusat atom yang diamati.
Kenaikan pada seng mudah untuk dijelaskan.
Cu | [Ar]3d104s1 | E. I. pertama = 745 kJ mol-1 | ||
Zn | [Ar]3d104s2 | E. I. pertama = 908 kJ mol-1 |
Pada contoh di atas, elektron
yang dilepaskan berasal dari orbital yang sama, dengan penyaringan
yang sama, tetapi seng memiliki satu tambahan proton pada inti sehingga
daya tariknya lebih besar. Pada seng terdapat tolakan antar pasangan
elektron orbital 4s, tetapi pada kasus ini tolakannya tidak cukup
untuk mengimbangi pengaruh bertambahnya proton.
Energi ionisasi dan reaktivitas
Pada energi ionisasi yang lebih rendah, perubahan ini lebih mudah
terjadi:
Anda dapat
menjelaskan kenaikan reaktivitas logam golongan 1(Li, Na, K, Rb, Cs)
dari atas ke bawah dalam satu golongan karena turunnya energi ionisasi.
Bereaksi dengan apapun, logam-logam tersebut akan membentuk ion
positif, dengan energi ionisasi yang lebih rendah, ion lebih mudah
terbentuk.
Bahaya dari pendekatan ini
adalah pembentukan ion positif terjadi hanya satu tahap dalam beberapa
langkah proses.
Sebagai contoh, anda
tidak mungkin memulai dengan atom gas; tidak juga mengakhirinya dengan
gas ion positif – anda akan mengakhiri dengan ion dalam padatan atau
larutan. Perubahan energi pada proses ini juga bervariasi dari satu
unsur ke unsur lainnya. Secara ideal anda perlu mempertimbangkan semua
hal dan tidak hanya mengambil sebagian saja.
Namun demikian, energi ionisasi unsur merupakan faktor utama
yang berperan dalam energi aktivasi suatu reaksi. Ingat bahwa energi
aktivasi merupakan energi minimum yang diperlukan sebelum reaksi
berlangsung. Dengan energi aktivasi yang lebih rendah, reaksi akan
lebih cepat – tanpa mengabaikan seluruh energi yang berubah pada reaksi
tersebut.
Penurunan energi ionisasi
dari atas ke bawah dalam satu golongan akan menyebabkan energi aktivasi
lebih rendah dan reaksi menjadi lebih cepat.
Variasi sifat fisik pada perioda 3
Titik leleh dan titik didih
Saat ini kita
akan menjelaskan semua hal yang mengalami peningkatan dan penurunan
seperti yang digambarkan pada pada diagram.
Daya hantar listrik
Natrium,
magnesium dan alumunium semuanya adalah konduktor listrik yang baik.
Tidak satu pun dari sisanya menghantarkan listrik.
Penjelasan kecenderungan sifat
Tiga Struktur logam
Natrium, magnesium dan alumunium semuanya memiliki struktur
logam, yang menentukan pada konduktifitas listriknya dan titik leleh
dan titik didih yang relatif tinggi.
Titik
leleh dan titik didih meningkat seiring dengan urutan logam karena
kenaikan jumlah elektron yang mana tiap atom dapat mengkontribusikannya
untuk mendelokaliasasi “lautan elektron”. Ukuran atomya juga lebih
kecil dan memiliki lebih banyak proton seiring urutan dari natrium ke
magnesium dan ke alumunium.
Daya tarik
dan juga titik leleh dan titih didihnya meningkat karena:
- Inti atom memperoleh lebih banyak muatan positif.
- Lautan elektron menghasilkan muatan yang lebih negatif.
- Lautan elektron lebih dekat ke inti dan karena itu tertarik lebih kuat.
Silikon – suatu struktur kovalen
raksasa
Silikon
adalah non logam, dan memiliki struktur kovalen raksasa sama persis
dengan karbon pada intan – karena itu memiliki titik leleh tinggi. Kamu
harus memutuskan ikatan kovalen terlebih dahulu untuk melelehkannya.
Tidak terdapat elektron bebas pada struktur, dan
meskipun silikon dapat menghantarkan arus listrik, hal itu tidak sama
dengan logam. Silikon adalah sebuah semikonduktor.
Empat unsur molekuler
Fosfor, belerang, klor dan argon adalah substansi
melekuler sederhana dengan hanya memiliki dayatarik van der Waals
diantara molekul-molekulnya. Titik leleh dan titik didihnya akan lebih
kecil dibandingkan dengan anggota pertama perioda yang memiliki
struktur raksasa. Keberadaan molekul yang menyendiri mencegah elektron
untuk mengalir, dan tidak satupun dari keempat unsur tersebut yang
dapat menghantarkan listrik.
Ukuran titik
leleh dan titik didih ditentukan oleh ukuran molekul:
Molekul argon
berada dalam bentuk atom argon tunggal.
Fosfor
Terdapat bentuk umum fosfor. Data pada diagram di
atas berlaku untuk fosfor putih yang mengandung molekul P4.
Untuk melelehkan fosfor kamu tidak perlu memutuskan satu ikatan kovalen
pun – hanya terdapat gaya van der Waals yang lebih lemah.
Belerang
Belerang berada pada bentuk atom cincin S8.
Molekulnya lebih besar dibandingkan molekul fosfor, dan karena itu
dayatarik van der Waals akan lebih kuat, dan hal ini mengawali
pada titik leleh dan titik didih yang lebih tinggi.
Klor
Klor,
Cl2, merupakan molekul yang lebih kecil dengan dayatarik
van der Waals yang lemah, dan karena itu klor akan memiliki titik leleh
dan titik didih yang lebih rendah dibandingkan dengan belerang atau
fosfor.
Argon
Molekul argon hanya terdiri dari atom argon
tunggal, Ar. Kemungkinan dayatarik van der Waals sangat terbatas dan
karena itu titik leleh dan titik didih argon lebih rendah lagi.
Perubahan keadaan sebagai acuan untuk
gaya antara partikel
Susunan
partikel pada padatan, cairan dan gas
Tinjauan
sederhana mengenai susunan partikel pada padatan, cairan dan gas dapat
dilihat seperti berikut ini:
Padatan
Pada padatan, partikel-partikel saling
bersentuhan, dan satu-satunya pergerakan yang ada pada padatan adalah
vibrasi. Partikel-partikel dapat tersusun secara teratur (pada kasus
ini, padatan adalah kriatalin), atau tersusun secara acak (memberikan
padatan melilin seperti lilin atau beberapa bentuk polietena, sebagai
contohnya).
Partikel-partikel terikat
pada padatan melalui gaya yang tergantung pada zat sesunguhnya – ikatan
ionik, ikatan kovalen, ikatan hidrogen atau dayatarik van der Waals.
Pelelehan dan pembekuan
Jika energi diberikan melalui pemanasan padatan,
energi kalor menyebabkan vibrasi yang lebih besar sampai akhirnya
partikel terlepas dari partikel yang lain membentuk cairan. Energi
kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 mol padatan menjadi cairanan
pada titik lelehnya disebut dengan entalpi peleburan entalpi
fusi.
Ketika cairan membeku,
terjadi kebalikannya. Pada temperatur yang sama, pergerakan partikel
cukup lambat memaksa dayatarik untuk dapat mengikat partikel sebagai
padatan. Selama pembentukan ikatan yang baru, melibatkan energi kalor.
Cairan
Pada cairan, kebanyakan partikel-partikel cairan tersebut saling
bersentuhan, tetapi terdapat beberapa perbedaan yang muncul pada
struktur. Perbedaan ini mengakibatkan partikel untuk bergerak, dan
karena itu partikel tersusun secara acak. Kecuali pelelehan yang
memutuskan ikatan zat yang hanya memiliki ikatan kovalen (sebuah
struktur kovalen raksasa), gaya yang mengikat partikel padatan juga
terdapat pada cairan tetapi kadang kala dalam bentuk yang longgar.
Pendidihan dan pengkondensasian
Jika energi yang diberikan lebih banyak,
partikel-partikel bergerak cepat untuk memutuskan semua dayatarik
antara partikel-partikelnya dan cairan mendidih. Energi kalor yang
diperlukan untuk mengubah 1 mol cairan menjadi gas pada titik didihnya
disebut dengan entalpi penguapan entalpi vaporasi
Jika gas didinginkan, pada beberapa temperatur
partikel gas bergerak cukup lambat untuk memaksa dayatarik yang cukup
efektif untuk mengkondensasi gas tersebut menjadi cairan. Sekali lagi,
gaya tersebut dikembalikan, maka energi kalor dilepaskan.
Ingat: Pemutusan ikatan membutuhkan
energi, pembentukan ikatan melepaskan energi.
Gas
Pada gas, partikel-partikel bergerak bebas. Pada
kondisi tekanan yang biasa, jarak antara masing-masing partikel adalah
10 kali diameter partikel. Pada jarak tersebut, setiap dayatarik antar
partikel dapat diabaikan.
Penentuan tipe ikatan dari sifat fisik
Keadaan fisik dan sifat yang lain
Tempat terbaik untuk memulainya adalah selalu pada
keadaan fisik.
Titik leleh tidak selalu
merupakan acuan yang baik untuk ukuran dayatarik antara partikel,
karena dayatarik tersebut hanya menghilang pada saat meleleh – tidak
putus sama sekali. Titik didih adalah acuan yang lebih baik, karena
kalor yang cukup diberikan untuk memutuskan gaya tarik secara sempurna.
Dayatarik yang lebih besar, titik didih lebih tinggi.
Dapat dikatakan, titik leleh lebih sering
digunakan untuk menentukan ukuran gaya tarik antara partikel pada
padatan, tetapi anda kadang-kadang akan menemukan keanehan. Keanehan
tersebut akan menghilang jika anda mempertimbangkan titik didih.
Sebagai contoh: anda akan mengira bahwa
ikatan logam pada alumunium lebih kuat dibandingkan pada magnesium,
karena alumunium memiliki 3 elektron untuk didelokalisasikan pada
"lautan elektron" dibandingkan dua elektron kepunyaan magnesium.
Titik didihnya: Al 2470°C, Mg 1110°C. Walaupun, titik leleh
alumunium hanya 10°C ebih tinggi dibandingkan dengan magnesium: Al
660°C, Mg 650°C.
Jadi, jika substansi
tersebut suatu gas, cairan atau padatan dengan titik didih rendah,
substansi tersebut akan ada sebagai molekul yang berikatan kovalen
(kecuali gas mulia yang memiliki molekul berupa atom tunggal).
Ukuran titik leleh atau titik didih memberikan
acuan pada kekuatan gaya antarmolekul. Jika substansi tersebut juga
larut dalam air (tanpa bereaksi), hal tersebut memberikan molekul kecil
memperoleh ikatan hidrogen – atau, setidaknya, molekul kecil yang
bersifat sangat polar).
Jika substansi
tersebut merupakan padatan bertitik didih tinggi,
substansi tersebut akan menjadi struktur raksasa – baik itu ionik, logam
atau kovalen raksasa.
Kelarutan dalam
air (tanpa reaksi) menunjukkan substansi tersebut bersifat ionik. Jika
substansi juga mengalami elektrolisis ketika melebur, hal tersebut
mengkonfirmasikan bahwa substansi tersebut bersifat ionik.
Catatan: Elektrolisis adalah pemisahan
senyawa dengan menggunakan listrik. Sebagai contoh, lelehan natrium
klorida menghantarkan listrik dan memisahkan natrium dan klor pada
prosesnya.
Daya hantar listrik pada tingkat
padatan menghasilkan elektron yang terdelokalisasi, dan karena itu
terjadi pada logam atau grafit. Kuncinya akan diperoleh dari data –
tampilan sifat dapat ditempa, dan lain-lain.
Catatan: Semikonduktor seperti silikon – suatu struktur
kovalen raksasa dengan susunan atom yang sama dengan intan – juga
menghantarkan listrik.Teori semikonduktor terdapat pada A’level
syllabuses.
Makasih banyak ilmunya pace!
BalasHapus